

Pada Juni 2025, Chess.com mengumumkan insiden keamanan besar yang memengaruhi sekitar 4.500 pengguna setelah pelaku ancaman mengeksploitasi aplikasi transfer file pihak ketiga yang telah dikompromikan. Pelanggaran ini terjadi pada 5–18 Juni 2025, ketika penyerang tanpa izin mendapatkan akses ke infrastruktur eksternal Chess.com melalui alat transfer file yang rentan, lalu menembus sistem internal.
Vendor pihak ketiga yang dikompromikan menjadi titik awal serangan, memperlihatkan bagaimana ketergantungan eksternal menimbulkan risiko siber yang signifikan. Penyerang berhasil mengekstrak data pribadi sensitif, seperti nama pengguna, alamat email, dan informasi pengguna lain dari akun yang terdampak. Chess.com secara resmi melaporkan insiden ini kepada Jaksa Agung Massachusetts pada 4 September 2025, setelah melakukan investigasi dan pemberitahuan kepada pengguna.
Pelanggaran ini menunjukkan kerentanan kritis dalam keamanan rantai pasokan, di mana hubungan tidak langsung dengan penyedia layanan eksternal dapat mengekspos data pengguna kepada pelaku ancaman canggih. Insiden ini menegaskan pentingnya penilaian keamanan vendor yang ketat serta pemantauan berkelanjutan atas hak akses pihak ketiga. Organisasi yang mengelola data sensitif wajib menerapkan protokol keamanan menyeluruh pada seluruh alat dan layanan eksternal yang memiliki akses ke infrastruktur mereka.
Insiden Chess.com ini mengikuti pelanggaran sebelumnya yang memengaruhi lebih dari 800.000 pengguna, mengindikasikan kerentanan berulang dalam struktur keamanan platform. Walaupun insiden Juni 2025 berdampak pada jumlah pengguna yang lebih kecil, hal ini membuktikan bahwa kerentanan pihak ketiga masih menjadi vektor serangan efektif yang memerlukan penanganan segera dan peningkatan pemantauan.
Pelanggaran data Chess.com pada Juni 2025 mengungkap kerentanan serius dalam rantai pasokan perangkat lunak yang melampaui batas organisasi individual. Pelaku ancaman memanfaatkan kelemahan aplikasi transfer file pihak ketiga, dan tetap tak terdeteksi selama dua minggu sebelum ditemukan pada 19 Juni—rentang waktu yang menunjukkan titik buta deteksi dalam sistem keamanan saat ini.
Insiden ini menggambarkan risiko rantai pasokan yang luas pada platform SaaS konsumen. Saat ini, organisasi rata-rata menggunakan lebih dari 220 aplikasi SaaS, sehingga permukaan serangan semakin luas akibat integrasi dan ketergantungan vendor yang saling terhubung. Ancaman umum meliputi package poisoning, kompromi pipeline CI/CD, dan kebocoran kredensial dalam ketergantungan open-source, yang semuanya dapat menularkan malware ke seluruh ekosistem.
Kasus Chess.com membuktikan bahwa langkah keamanan tradisional tidak cukup untuk menghadapi kompleksitas rantai pasokan. Penyerang menargetkan sistem pihak ketiga, bukan infrastruktur inti, sesuai tren industri yang memanfaatkan titik lemah eksternal. Data industri menunjukkan serangan rantai pasokan perangkat lunak semakin meningkat, dengan paket open-source dan binary komersial yang rentan menjadi titik masuk utama.
Pencegahan risiko ini memerlukan pendekatan komprehensif seperti penerapan Software Bill of Materials (SBOM), verifikasi penandatanganan kode, pemindaian ketergantungan otomatis, serta manajemen risiko vendor yang ketat. Organisasi harus melakukan penilaian rantai pasokan secara rutin sesuai kerangka kerja NIST dan pedoman CISA guna mengidentifikasi kerentanan baru sebelum terjadi eksploitasi.
Pelanggaran data menjadi ancaman serius bagi keamanan finansial dan pribadi pengguna. Insiden Chess.com yang mengekspos informasi pribadi 4.541 individu pada Juni 2025 memperlihatkan bagaimana kredensial yang bocor dapat dimanfaatkan untuk aksi kejahatan.
Pelaku ancaman memanfaatkan data hasil pencurian melalui berbagai vektor serangan. Pencurian identitas terjadi ketika pelaku menggunakan data pribadi untuk membuka akun fiktif atau melakukan transaksi ilegal. Penipuan phishing merupakan ancaman yang sangat canggih, di mana penyerang membuat komunikasi palsu yang meyakinkan dengan menyamar sebagai platform sah demi memperoleh kredensial tambahan dan data sensitif dari pengguna yang lengah.
Serangan rekayasa sosial memanfaatkan manipulasi psikologis, bukan kelemahan teknis. Jenis serangan ini sangat efektif karena mengeksploitasi kepercayaan serta pola perilaku manusia. Basis data pengguna yang bocor memberikan pelaku detail pribadi—alamat email, nama pengguna, dan informasi akun—sehingga mereka dapat melancarkan kampanye rekayasa sosial yang sangat tertarget dengan tingkat keberhasilan tinggi.
Pelanggaran Chess.com memperlihatkan dampak berantai akibat infrastruktur keamanan yang lemah. Pelaku memperoleh akses ilegal melalui kerentanan sistem eksternal, lalu menggabungkan data hasil pencurian dengan kebocoran dari platform lain. Cara yang saling terhubung ini memperbesar dampak pelanggaran, mengubah insiden individu menjadi masalah keamanan multi-platform yang mengancam korban di berbagai layanan dan lembaga keuangan.
Dalam catur, 'coins' disebut bidak. Terdapat enam jenis: pion, benteng, kuda, gajah, ratu, dan raja.
Per 2025, CHESS coins menunjukkan pertumbuhan nilai yang signifikan. Harga pasar saat ini mencerminkan tingginya adopsi di ekosistem Web3 serta peningkatan utilitas pada platform catur terdesentralisasi.
Dalam catur, 'goti' merupakan istilah Hindi untuk pion. Pion adalah satu dari 16 bidak yang dimiliki setiap pemain di papan catur.
Total suplai CHESS coins ditetapkan sebanyak 1 miliar token, merefleksikan strategi catur dengan kemungkinan yang sangat luas.











