

Story Protocol IP adalah inovasi revolusioner di ruang blockchain, yang dirancang untuk mengubah cara pengelolaan, pembagian, dan monetisasi kekayaan intelektual (IP). Dikembangkan sebagai blockchain Layer 1 yang berfokus pada tujuan, Story Protocol IP memungkinkan kreator melakukan tokenisasi berbagai bentuk IP—mulai dari ide, gambar, lagu, model AI, hingga koleksi digital—menjadikannya sebagai aset yang dapat diprogram. Dengan menyematkan persyaratan penggunaan, atribusi, dan perjanjian royalti langsung pada blockchain, Story Protocol IP menjamin transparansi, desentralisasi, dan keadilan dalam pengelolaan IP.
Story Protocol didirikan oleh Jason Zhao, seorang visioner di bidang teknologi blockchain dan pengelolaan kekayaan intelektual. Bersama tim ahli, Zhao mengembangkan Story Protocol untuk menjawab tantangan para kreator dalam melindungi dan memonetisasi karya mereka. Para pendiri melihat kebutuhan akan solusi terdesentralisasi yang dapat mengikuti dinamika penciptaan konten digital dan AI.
Story Protocol adalah ekosistem terpadu yang dirancang untuk memberdayakan kreator. Inti dari ekosistem ini adalah Story Network, blockchain Layer 1 yang menggabungkan kompatibilitas EVM dan Cosmos SDK. Arsitektur tersebut memungkinkan penanganan struktur data kompleks seperti grafik IP secara efisien, sekaligus mendukung transaksi yang cepat dan hemat biaya. Protokol ini mengusung mekanisme Proof-of-Creativity yang inovatif, sehingga kreator dapat mendaftarkan IP mereka sebagai aset on-chain bernama IP Assets (IPA). Aset ini dikelola oleh smart contract yang mengotomatisasi lisensi, royalti, dan penyelesaian sengketa.
Aset utama dalam ekosistem Story Protocol adalah token IP. Token ini menjadi fondasi semua transaksi dan interaksi di jaringan. Melalui tokenisasi IP, kreator dapat mengelola kekayaan intelektual, menetapkan persyaratan lisensi, dan memperoleh royalti secara efisien. Token IP menjadi penghubung antara dunia digital dan legal melalui Programmable IP License (PIL), yaitu kontrak hukum off-chain yang memastikan persyaratan on-chain dapat berlaku di dunia nyata.
Token IP merupakan inti dari ekosistem Story Protocol, memungkinkan kreator membuka sumber pendapatan baru dan berkolaborasi pada proyek sambil tetap mengendalikan kekayaan intelektual mereka. Dengan mendaftarkan karya sebagai IP Assets, kreator memastikan kontribusi mereka tercatat, diakui, dan diberi kompensasi secara adil. Token IP juga memfasilitasi pembuatan karya turunan, memungkinkan kolaborasi dan inovasi yang lancar. Misalnya, jika musisi mengunggah lagu ke Story Protocol lalu ada yang melakukan remix, sistem secara otomatis melacak remix sebagai karya turunan dan memastikan kreator asli mendapatkan bagian royalti yang layak.
Alamat kontrak Story Protocol adalah komponen penting dalam ekosistem, berfungsi sebagai pintu masuk untuk semua transaksi dan interaksi yang melibatkan token IP. Dengan teknologi blockchain, alamat kontrak memastikan transparansi dan keamanan, sehingga kreator dapat mengelola aset IP secara mudah. Meski alamat kontrak spesifik tidak diungkapkan dalam artikel ini, pengguna dapat memperoleh informasi dan pembaruan di platform yang membahas Story Protocol.
Peluncuran Story Protocol menjadi tonggak besar di sektor blockchain dan kekayaan intelektual. Dengan memperkenalkan platform terdesentralisasi untuk pengelolaan IP, Story Protocol menetapkan standar baru bagi para kreator dalam melindungi dan memonetisasi karya mereka. Sejak awal, Story Protocol semakin berkembang seiring banyak kreator dan organisasi yang melihat potensi programmable IP. Dengan fitur inovatif dan antarmuka yang ramah pengguna, Story Protocol telah menjadi pemain utama di ekosistem digital yang terus berkembang.
Story Protocol IP adalah solusi transformatif untuk pengelolaan kekayaan intelektual di era digital. Dengan menggabungkan teknologi blockchain serta fitur inovatif seperti Proof-of-Creativity dan Programmable IP License, platform ini memberdayakan kreator untuk melindungi, berbagi, dan memonetisasi karya secara optimal. Para pendiri menghadirkan platform yang mampu menjawab tantangan sistem IP konvensional, sehingga kreator lebih mudah berkembang di ekonomi berbasis AI. Hingga tahun 2025, Story Protocol terus berkembang dan memberikan dampak nyata bagi industri kreatif dan blockchain, membuka jalan menuju ekosistem pengelolaan kekayaan intelektual yang lebih transparan dan adil.
Story Protocol adalah proyek blockchain untuk pengelolaan dan monetisasi kekayaan intelektual. Protokol ini memungkinkan kreator mendaftarkan aset serta menetapkan aturan lisensi, sehingga proses lisensi dan monetisasi karya kreatif menjadi lebih praktis.
Ya, Story Protocol dinilai resmi. Protokol ini menunjukkan transparansi, mendapatkan dukungan komunitas, dan telah lolos peninjauan awal di ruang Web3.
Seung Yoon Lee adalah CEO Story Protocol. Ia merupakan salah satu pendiri dan sebelumnya berkarier di Kakao Entertainment.











