Ketua Federal Reserve (FED) Jerome Powell baru-baru ini mengungkapkan sebuah berita yang mengguncang pasar keuangan: di dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sudah ada dua anggota yang secara jelas menyatakan dukungan untuk penurunan suku bunga. Pengungkapan informasi ini segera memicu reaksi kuat di pasar keuangan global.
Perkembangan ini menyoroti perbedaan pendapat di antara pengambil keputusan di dalam The Federal Reserve (FED) mengenai penilaian situasi ekonomi saat ini. Anggota yang mendukung penurunan suku bunga mungkin didasarkan pada pertimbangan berikut: meskipun ekonomi AS secara kasat mata tetap menunjukkan tren pertumbuhan, namun jika diteliti lebih dalam, ada penurunan momentum pertumbuhan pasar tenaga kerja dan kehati-hatian dalam niat ekspansi perusahaan. Mereka percaya bahwa dengan menurunkan suku bunga untuk merangsang vitalitas ekonomi, mungkin akan menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk pendanaan perusahaan, yang selanjutnya dapat mendorong pertumbuhan pekerjaan dan menghidupkan kembali vitalitas ekonomi.
Namun, Powell memiliki sikap hati-hati terhadap hal ini. Dia menyatakan di depan umum bahwa adanya berbagai pandangan di dalam adalah hal yang normal, dan menekankan bahwa pertemuan kali ini menghasilkan hasil yang baik. Pernyataan ini mencerminkan kompleksitas yang dihadapi The Federal Reserve (FED) dalam merumuskan kebijakan moneter. Para pengambil keputusan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat inflasi, data ketenagakerjaan, dan kondisi ekonomi global. Terutama dalam situasi di mana tekanan inflasi masih ada, penurunan suku bunga secara terburu-buru dapat membawa dampak negatif yang tidak terduga.
Perbedaan internal di The Federal Reserve (FED) sebenarnya mencerminkan tahap halus yang dihadapi oleh ekonomi AS saat ini. Di satu sisi, momentum pertumbuhan ekonomi masih berlanjut; di sisi lain, berbagai indikator ekonomi menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan mungkin sedang melemah. Dalam keadaan ini, arah kebijakan moneter akan langsung mempengaruhi prospek masa depan ekonomi AS dan bahkan global.
Dengan keluarnya berita ini, para pelaku pasar keuangan sedang memperhatikan dengan cermat langkah selanjutnya dari The Federal Reserve (FED). Apapun keputusan akhir yang diambil, debat seputar kebijakan moneter ini pasti akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
20 Suka
Hadiah
20
7
Bagikan
Komentar
0/400
CountdownToBroke
· 07-31 00:15
Mulai membeli saham AS, lihat siapa yang lari lebih cepat.
Lihat AsliBalas0
LiquidatedAgain
· 07-30 20:48
lagi-lagi buy the dip tapi Rekt, menunggu transaksi menghancurkan kesadaranku
Lihat AsliBalas0
Degentleman
· 07-30 20:46
Ayo cepat turunkan suku bunga!
Lihat AsliBalas0
NightAirdropper
· 07-30 20:45
Turunkan burung, kita bicarakan lagi nanti.
Lihat AsliBalas0
HallucinationGrower
· 07-30 20:43
Turunkan suku bunga? Ingin menipu investor ritel untuk masuk posisi?
Lihat AsliBalas0
StableNomad
· 07-30 20:39
mendapatkan nuansa luna/ust di sini... smart money sudah tahu ini akan datang
Ketua Federal Reserve (FED) Jerome Powell baru-baru ini mengungkapkan sebuah berita yang mengguncang pasar keuangan: di dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sudah ada dua anggota yang secara jelas menyatakan dukungan untuk penurunan suku bunga. Pengungkapan informasi ini segera memicu reaksi kuat di pasar keuangan global.
Perkembangan ini menyoroti perbedaan pendapat di antara pengambil keputusan di dalam The Federal Reserve (FED) mengenai penilaian situasi ekonomi saat ini. Anggota yang mendukung penurunan suku bunga mungkin didasarkan pada pertimbangan berikut: meskipun ekonomi AS secara kasat mata tetap menunjukkan tren pertumbuhan, namun jika diteliti lebih dalam, ada penurunan momentum pertumbuhan pasar tenaga kerja dan kehati-hatian dalam niat ekspansi perusahaan. Mereka percaya bahwa dengan menurunkan suku bunga untuk merangsang vitalitas ekonomi, mungkin akan menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk pendanaan perusahaan, yang selanjutnya dapat mendorong pertumbuhan pekerjaan dan menghidupkan kembali vitalitas ekonomi.
Namun, Powell memiliki sikap hati-hati terhadap hal ini. Dia menyatakan di depan umum bahwa adanya berbagai pandangan di dalam adalah hal yang normal, dan menekankan bahwa pertemuan kali ini menghasilkan hasil yang baik. Pernyataan ini mencerminkan kompleksitas yang dihadapi The Federal Reserve (FED) dalam merumuskan kebijakan moneter. Para pengambil keputusan perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat inflasi, data ketenagakerjaan, dan kondisi ekonomi global. Terutama dalam situasi di mana tekanan inflasi masih ada, penurunan suku bunga secara terburu-buru dapat membawa dampak negatif yang tidak terduga.
Perbedaan internal di The Federal Reserve (FED) sebenarnya mencerminkan tahap halus yang dihadapi oleh ekonomi AS saat ini. Di satu sisi, momentum pertumbuhan ekonomi masih berlanjut; di sisi lain, berbagai indikator ekonomi menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan mungkin sedang melemah. Dalam keadaan ini, arah kebijakan moneter akan langsung mempengaruhi prospek masa depan ekonomi AS dan bahkan global.
Dengan keluarnya berita ini, para pelaku pasar keuangan sedang memperhatikan dengan cermat langkah selanjutnya dari The Federal Reserve (FED). Apapun keputusan akhir yang diambil, debat seputar kebijakan moneter ini pasti akan memiliki dampak yang mendalam pada pasar keuangan global.