Pada 3 Agustus 2025, beberapa pos media sosial mengklaim bahwa China telah memberlakukan larangan baru terhadap perdagangan dan penambangan kripto sekali lagi. Kabar tersebut dengan cepat menyebar secara online, menjangkau ratusan ribu orang.
Namun, para ahli dan sumber tepercaya telah maju untuk mengonfirmasi bahwa klaim ini salah. Mereka menyatakan bahwa tidak ada bukti adanya tindakan baru dari pemerintah China.
Media Sosial Memicu Kebingungan, Para Ahli Crypto Menolak
Kabar itu dimulai ketika Kalshi, sebuah platform pasar prediksi yang terkenal, memposting di akun X resminya yang menyarankan bahwa China telah melarang cryptocurrency lagi. Postingan tersebut mengatakan bahwa larangan yang diduga terjadi karena kekhawatiran tentang uang yang keluar dari negara.
Ini juga menyebutkan kekhawatiran tentang kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan kripto. Postingan ini memicu kebingungan dan spekulasi yang luas secara online, dengan banyak yang khawatir akan terulangnya pembatasan di masa lalu dari pemerintah Tiongkok.
Su Zhu, salah satu pendiri dana lindung nilai yang kini sudah tidak berfungsi, Three Arrows Capital, merespons dengan cepat. Dia mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Dia menyatakan bahwa sumber-sumbernya di China belum mendengar tentang larangan baru terhadap aktivitas kripto.
Colin Wu, seorang jurnalis cryptocurrency Tiongkok yang terpercaya, juga mengatakan bahwa tidak ada bukti mengenai kebijakan baru. Dia menjelaskan bahwa meskipun Tiongkok telah memperkenalkan pembatasan di masa lalu, tidak ada yang baru saat ini.
Wu menekankan bahwa tidak ada dokumen resmi atau pernyataan yang dirilis untuk mengonfirmasi rumor terbaru.
Sejarah Panjang China dengan Regulasi Crypto
Ide tentang China melarang penambangan Bitcoin (BTC) bukanlah hal baru. China mulai menerapkan aturan mengenai mata uang digital lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Pada tahun 2013, Bank Rakyat China (PBoC) menginstruksikan bank dan perusahaan pembayaran untuk menghentikan penanganan transaksi Bitcoin.
Pada tahun 2017, pemerintah China melarang Penawaran Koin Awal (ICOs) dan menutup bursa kripto lokal. Banyak dari bursa ini harus memindahkan bisnis mereka ke negara lain.
Kemudian pada tahun 2021, China mengambil tindakan yang lebih tegas dengan meluncurkan penindakan di seluruh negara terhadap penambangan kripto. Ini menyebabkan penurunan besar dalam aktivitas penambangan, karena banyak penambang baik menutup operasi mereka atau pindah ke tempat-tempat dengan aturan yang lebih longgar.
Bahkan dengan semua pembatasan ini, aktivitas kripto tidak sepenuhnya berhenti di China. Colin Wu menunjukkan bahwa transaksi kripto individu tidak pernah dianggap ilegal.
Selain itu, penambangan Bitcoin masih terjadi di beberapa bagian negara, terutama di daerah yang memiliki akses ke listrik murah. Faktanya, China masih menyumbang sekitar 21% dari total hashrate penambangan Bitcoin global.
Minat yang Meningkat di China terhadap Stablecoin dan Aset Dunia Nyata
Menariknya, pejabat pemerintah China kini lebih memperhatikan stablecoin dan aset dunia nyata (RWAs) Beberapa pejabat pemerintah telah mulai mengeksplorasi bagaimana alat-alat ini dapat digunakan untuk mendukung inovasi keuangan, meningkatkan sistem pembayaran, dan mempromosikan ekonomi digital.
Ini menunjukkan bahwa meskipun China tetap berhati-hati terhadap cryptocurrency, negara tersebut tidak sepenuhnya menutup pintu pada blockchain dan aset digital.
Postingan Para Ahli Menolak Pembicaraan Larangan Crypto China yang Baru Pertama Kali Muncul di TheCoinrise.com.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Para ahli menolak pembicaraan larangan kripto China yang baru.
Pada 3 Agustus 2025, beberapa pos media sosial mengklaim bahwa China telah memberlakukan larangan baru terhadap perdagangan dan penambangan kripto sekali lagi. Kabar tersebut dengan cepat menyebar secara online, menjangkau ratusan ribu orang.
Namun, para ahli dan sumber tepercaya telah maju untuk mengonfirmasi bahwa klaim ini salah. Mereka menyatakan bahwa tidak ada bukti adanya tindakan baru dari pemerintah China.
Media Sosial Memicu Kebingungan, Para Ahli Crypto Menolak
Kabar itu dimulai ketika Kalshi, sebuah platform pasar prediksi yang terkenal, memposting di akun X resminya yang menyarankan bahwa China telah melarang cryptocurrency lagi. Postingan tersebut mengatakan bahwa larangan yang diduga terjadi karena kekhawatiran tentang uang yang keluar dari negara.
Ini juga menyebutkan kekhawatiran tentang kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penambangan kripto. Postingan ini memicu kebingungan dan spekulasi yang luas secara online, dengan banyak yang khawatir akan terulangnya pembatasan di masa lalu dari pemerintah Tiongkok.
Su Zhu, salah satu pendiri dana lindung nilai yang kini sudah tidak berfungsi, Three Arrows Capital, merespons dengan cepat. Dia mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut. Dia menyatakan bahwa sumber-sumbernya di China belum mendengar tentang larangan baru terhadap aktivitas kripto.
Colin Wu, seorang jurnalis cryptocurrency Tiongkok yang terpercaya, juga mengatakan bahwa tidak ada bukti mengenai kebijakan baru. Dia menjelaskan bahwa meskipun Tiongkok telah memperkenalkan pembatasan di masa lalu, tidak ada yang baru saat ini.
Wu menekankan bahwa tidak ada dokumen resmi atau pernyataan yang dirilis untuk mengonfirmasi rumor terbaru.
Sejarah Panjang China dengan Regulasi Crypto
Ide tentang China melarang penambangan Bitcoin (BTC) bukanlah hal baru. China mulai menerapkan aturan mengenai mata uang digital lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Pada tahun 2013, Bank Rakyat China (PBoC) menginstruksikan bank dan perusahaan pembayaran untuk menghentikan penanganan transaksi Bitcoin.
Pada tahun 2017, pemerintah China melarang Penawaran Koin Awal (ICOs) dan menutup bursa kripto lokal. Banyak dari bursa ini harus memindahkan bisnis mereka ke negara lain.
Kemudian pada tahun 2021, China mengambil tindakan yang lebih tegas dengan meluncurkan penindakan di seluruh negara terhadap penambangan kripto. Ini menyebabkan penurunan besar dalam aktivitas penambangan, karena banyak penambang baik menutup operasi mereka atau pindah ke tempat-tempat dengan aturan yang lebih longgar.
Bahkan dengan semua pembatasan ini, aktivitas kripto tidak sepenuhnya berhenti di China. Colin Wu menunjukkan bahwa transaksi kripto individu tidak pernah dianggap ilegal.
Selain itu, penambangan Bitcoin masih terjadi di beberapa bagian negara, terutama di daerah yang memiliki akses ke listrik murah. Faktanya, China masih menyumbang sekitar 21% dari total hashrate penambangan Bitcoin global.
Minat yang Meningkat di China terhadap Stablecoin dan Aset Dunia Nyata
Menariknya, pejabat pemerintah China kini lebih memperhatikan stablecoin dan aset dunia nyata (RWAs) Beberapa pejabat pemerintah telah mulai mengeksplorasi bagaimana alat-alat ini dapat digunakan untuk mendukung inovasi keuangan, meningkatkan sistem pembayaran, dan mempromosikan ekonomi digital.
Ini menunjukkan bahwa meskipun China tetap berhati-hati terhadap cryptocurrency, negara tersebut tidak sepenuhnya menutup pintu pada blockchain dan aset digital.
Postingan Para Ahli Menolak Pembicaraan Larangan Crypto China yang Baru Pertama Kali Muncul di TheCoinrise.com.