Dalam hidup selalu ada penyesalan, tetapi kadang-kadang kita harus menunggu kehilangan untuk memahami arti menghargai. Sebagai seorang pemuda yang berasal dari desa, saya selalu berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Namun, dalam proses ini, saya mengabaikan orang-orang terpenting di sekitar saya.

Saya sepenuh hati mendedikasikan diri untuk karir, tetapi mengabaikan kasih sayang yang dia berikan. Dia telah beberapa kali menyatakan perasaannya kepada saya, tetapi saya selalu merasa itu hanya gangguan yang sia-sia. Saya terbiasa dengan cara hidup saya sendiri, menganggap perhatiannya sebagai omelan, tetapi tidak menyadari bahwa dia selalu diam-diam memahami dan mendukung saya.

Bekerja lembur dalam jangka panjang memang sulit untuk ditanggung. Tapi dia tidak tahu, saya melakukan ini karena saya ingin menghindari kemiskinan, ingin memberikan kehidupan yang lebih baik untuknya. Sebagai seorang pemuda desa yang tidak memiliki latar belakang dan jaringan, saya sangat menyadari betapa sulitnya untuk berdiri tegak di masyarakat yang penuh persaingan ini. Saya hanya bisa memilih untuk menunduk dan maju, menggunakan kerja keras dan keringat untuk mendapatkan kesempatan.

Sekarang jika saya ingat kembali, jika waktu bisa kembali, saya pasti akan mengucapkan tiga kata yang paling ingin didengar oleh gadis yang selalu menemani saya. Pengalaman ini membuat saya mengerti bahwa dalam mengejar kesuksesan karir, kita juga tidak boleh mengabaikan perasaan dan kebutuhan orang-orang di sekitar kita. Hidup bukan hanya tentang uang dan status, tetapi juga tentang cinta dan dicintai.

Ini adalah cerita tentang pertumbuhan, refleksi, dan penghargaan. Semoga setiap pemuda yang berjuang dapat tidak melupakan niat awal mereka, dan menghargai orang dan hal di sekitar mereka di sepanjang jalan mengejar impian.