Posisi pasar Bitcoin saat ini telah memicu perdebatan di antara analis kripto, dengan beberapa mengklaim bahwa kita sedang mengalami pasar bear terpanjang dalam sejarah cryptocurrency. Saat BTC diperdagangkan pada sekitar $29,437, para ahli industri tetap terpecah pendapat mengenai apakah depresiasi harga yang berkepanjangan ini benar-benar merupakan pasar bear yang memecahkan rekor—atau apakah itu harus diklasifikasikan sebagai pasar bear sama sekali.
Menantang Narasi Pasar Bear
Michaël van de Poppe, pendiri MN Trading, baru-baru ini menyatakan bahwa Bitcoin memang sedang mengalami pasar bearish terpanjang dalam sejarah. Dia mendukung klaim ini dengan menyoroti bahwa harga Bitcoin tetap jauh di bawah puncaknya pada November 2021—turun lebih dari 50%—dan telah berada di wilayah bearish selama 490 hari.
Namun, perspektif ini tidak diterima secara universal di dalam komunitas cryptocurrency. Data historis menunjukkan bahwa penurunan sebelumnya memiliki karakteristik yang mirip, dengan pasar bearish 2018-2019 yang berlangsung sekitar 13 bulan dan menampilkan penurunan persentase yang sebanding.
Dilema Definisi
Ketidaksepakatan tersebut sebagian besar berasal dari berbagai interpretasi tentang apa yang dimaksud dengan "bear market" dalam konteks cryptocurrency. Berbeda dengan pasar keuangan tradisional yang memiliki definisi standar, pasar crypto tidak memiliki konsensus mengenai parameter bear market yang tepat.
Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, membahas masalah mendasar ini: "Istilah 'bull' dan 'bear market' sepenuhnya subjektif. Ini bisa berarti bahwa harga telah bergerak di masa lalu atau bahwa harga diharapkan bergerak ke arah tertentu di masa depan."
Greenspan lebih lanjut mencatat bahwa "ambiguity menciptakan peluang tanpa akhir bagi analis untuk membuat argumen yang tidak berarti selamanya."
Konteks Historis
Menurut data pasar, pasar bearish cryptocurrency yang sebelumnya terkonfirmasi terlama berlangsung sekitar 13 bulan, dari akhir 2017 hingga pertengahan 2019. Selama periode ini, Bitcoin kehilangan lebih dari 80% nilainya sebelum memulai fase pemulihan.
Pedagang profesional di bursa kripto terkemuka sering menggunakan berbagai metrik untuk mendefinisikan siklus pasar—beberapa mengandalkan penurunan persentase tertentu dari puncak sepanjang masa, sementara yang lain menggabungkan indikator teknis atau pengukuran berbasis waktu untuk mengklasifikasikan kondisi pasar.
Kurangnya standarisasi ini menyoroti mengapa perdebatan tentang "bear market" yang "mencatatkan rekor" sering kali menghasilkan kesimpulan yang bertentangan bahkan di antara para pelaku pasar yang paling berpengalaman.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Debat Rekor: Apakah Bitcoin Saat Ini Masuk dalam Bear Market Terpanjangnya?
Posisi pasar Bitcoin saat ini telah memicu perdebatan di antara analis kripto, dengan beberapa mengklaim bahwa kita sedang mengalami pasar bear terpanjang dalam sejarah cryptocurrency. Saat BTC diperdagangkan pada sekitar $29,437, para ahli industri tetap terpecah pendapat mengenai apakah depresiasi harga yang berkepanjangan ini benar-benar merupakan pasar bear yang memecahkan rekor—atau apakah itu harus diklasifikasikan sebagai pasar bear sama sekali.
Menantang Narasi Pasar Bear
Michaël van de Poppe, pendiri MN Trading, baru-baru ini menyatakan bahwa Bitcoin memang sedang mengalami pasar bearish terpanjang dalam sejarah. Dia mendukung klaim ini dengan menyoroti bahwa harga Bitcoin tetap jauh di bawah puncaknya pada November 2021—turun lebih dari 50%—dan telah berada di wilayah bearish selama 490 hari.
Namun, perspektif ini tidak diterima secara universal di dalam komunitas cryptocurrency. Data historis menunjukkan bahwa penurunan sebelumnya memiliki karakteristik yang mirip, dengan pasar bearish 2018-2019 yang berlangsung sekitar 13 bulan dan menampilkan penurunan persentase yang sebanding.
Dilema Definisi
Ketidaksepakatan tersebut sebagian besar berasal dari berbagai interpretasi tentang apa yang dimaksud dengan "bear market" dalam konteks cryptocurrency. Berbeda dengan pasar keuangan tradisional yang memiliki definisi standar, pasar crypto tidak memiliki konsensus mengenai parameter bear market yang tepat.
Mati Greenspan, pendiri Quantum Economics, membahas masalah mendasar ini: "Istilah 'bull' dan 'bear market' sepenuhnya subjektif. Ini bisa berarti bahwa harga telah bergerak di masa lalu atau bahwa harga diharapkan bergerak ke arah tertentu di masa depan."
Greenspan lebih lanjut mencatat bahwa "ambiguity menciptakan peluang tanpa akhir bagi analis untuk membuat argumen yang tidak berarti selamanya."
Konteks Historis
Menurut data pasar, pasar bearish cryptocurrency yang sebelumnya terkonfirmasi terlama berlangsung sekitar 13 bulan, dari akhir 2017 hingga pertengahan 2019. Selama periode ini, Bitcoin kehilangan lebih dari 80% nilainya sebelum memulai fase pemulihan.
Pedagang profesional di bursa kripto terkemuka sering menggunakan berbagai metrik untuk mendefinisikan siklus pasar—beberapa mengandalkan penurunan persentase tertentu dari puncak sepanjang masa, sementara yang lain menggabungkan indikator teknis atau pengukuran berbasis waktu untuk mengklasifikasikan kondisi pasar.
Kurangnya standarisasi ini menyoroti mengapa perdebatan tentang "bear market" yang "mencatatkan rekor" sering kali menghasilkan kesimpulan yang bertentangan bahkan di antara para pelaku pasar yang paling berpengalaman.