Baru-baru ini, indeks dolar turun ke sekitar 97,95, menarik perhatian pasar. Di balik fluktuasi ini, terdapat dua peristiwa besar: kemungkinan pemerintah Amerika Serikat akan kembali ditutup dan meningkatnya ketegangan antara presiden dan Federal Reserve. Kedua peristiwa ini sedang mengguncang Wall Street.
Kongres Amerika Serikat menghadapi tenggat waktu untuk meloloskan RUU anggaran pada tengah malam 30 September. Jika kesepakatan tidak tercapai tepat waktu, pemerintah federal akan sebagian terhenti mulai 1 Oktober. Krisis kali ini lebih rumit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan perbedaan pendapat yang serius antara kedua partai mengenai isu-isu seperti subsidi perawatan kesehatan dan pendanaan penegakan imigrasi. Yang lebih mengkhawatirkan, Gedung Putih telah meminta semua lembaga federal untuk mempersiapkan "rencana pemecatan besar-besaran", yang berarti beberapa posisi pegawai negeri mungkin akan hilang selamanya.
Penutupan pemerintah bukan sekadar lelucon politik, dampak ekonominya tidak bisa diabaikan. Begitu terjadi, sekitar 800.000 pegawai federal akan menghadapi cuti tanpa gaji, banyak layanan publik akan terpengaruh. Taman nasional, museum mungkin ditutup, dan layanan paspor serta visa bisa terhenti. Yang lebih penting, rilis data ekonomi penting Amerika Serikat mungkin tertunda, termasuk laporan pekerjaan dan data inflasi. Ini akan membuat pasar dan Federal Reserve kekurangan informasi yang diperlukan dalam mengevaluasi kondisi ekonomi, meningkatkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Analisis Deutsche Bank menunjukkan bahwa penutupan pemerintah dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan PDB kuartalan. Sementara itu, ketegangan antara presiden dan Federal Reserve juga semakin meningkat, yang semakin memperburuk ketidakpastian di pasar. Faktor-faktor ini bekerja sama, menyebabkan indeks dolar tertekan turun.
Saat ini, Washington menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang serius. Krisis penutupan pemerintah dan kontroversi kebijakan moneter yang bersamaan memberikan tekanan ganda, yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi domestik AS, tetapi juga berdampak jauh pada pasar keuangan global. Peserta pasar perlu memantau perkembangan situasi dengan cermat untuk menghadapi kemungkinan fluktuasi yang tajam.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
7
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LootboxPhobia
· 20jam yang lalu
Sudah melepaskan segalanya lagi ya!
Lihat AsliBalas0
rugged_again
· 20jam yang lalu
Tutup pintu dan kerjakan saja, A-shares akan kembali tidur.
Lihat AsliBalas0
rekt_but_resilient
· 20jam yang lalu
Masih terus dianggap bodoh
Lihat AsliBalas0
MEVHunterBearish
· 20jam yang lalu
Aduh, USD turun, batang hijau kecil turun gunung.
Lihat AsliBalas0
FlippedSignal
· 20jam yang lalu
Hanya trik lama
Lihat AsliBalas0
OfflineValidator
· 20jam yang lalu
The Federal Reserve (FED): datang seseorang untuk mengurus saya
Lihat AsliBalas0
InscriptionGriller
· 20jam yang lalu
Musim makan semangka sudah tiba, yang besar akan datang!
Baru-baru ini, indeks dolar turun ke sekitar 97,95, menarik perhatian pasar. Di balik fluktuasi ini, terdapat dua peristiwa besar: kemungkinan pemerintah Amerika Serikat akan kembali ditutup dan meningkatnya ketegangan antara presiden dan Federal Reserve. Kedua peristiwa ini sedang mengguncang Wall Street.
Kongres Amerika Serikat menghadapi tenggat waktu untuk meloloskan RUU anggaran pada tengah malam 30 September. Jika kesepakatan tidak tercapai tepat waktu, pemerintah federal akan sebagian terhenti mulai 1 Oktober. Krisis kali ini lebih rumit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dengan perbedaan pendapat yang serius antara kedua partai mengenai isu-isu seperti subsidi perawatan kesehatan dan pendanaan penegakan imigrasi. Yang lebih mengkhawatirkan, Gedung Putih telah meminta semua lembaga federal untuk mempersiapkan "rencana pemecatan besar-besaran", yang berarti beberapa posisi pegawai negeri mungkin akan hilang selamanya.
Penutupan pemerintah bukan sekadar lelucon politik, dampak ekonominya tidak bisa diabaikan. Begitu terjadi, sekitar 800.000 pegawai federal akan menghadapi cuti tanpa gaji, banyak layanan publik akan terpengaruh. Taman nasional, museum mungkin ditutup, dan layanan paspor serta visa bisa terhenti. Yang lebih penting, rilis data ekonomi penting Amerika Serikat mungkin tertunda, termasuk laporan pekerjaan dan data inflasi. Ini akan membuat pasar dan Federal Reserve kekurangan informasi yang diperlukan dalam mengevaluasi kondisi ekonomi, meningkatkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Analisis Deutsche Bank menunjukkan bahwa penutupan pemerintah dapat berdampak signifikan pada pertumbuhan PDB kuartalan. Sementara itu, ketegangan antara presiden dan Federal Reserve juga semakin meningkat, yang semakin memperburuk ketidakpastian di pasar. Faktor-faktor ini bekerja sama, menyebabkan indeks dolar tertekan turun.
Saat ini, Washington menghadapi tantangan politik dan ekonomi yang serius. Krisis penutupan pemerintah dan kontroversi kebijakan moneter yang bersamaan memberikan tekanan ganda, yang tidak hanya mempengaruhi ekonomi domestik AS, tetapi juga berdampak jauh pada pasar keuangan global. Peserta pasar perlu memantau perkembangan situasi dengan cermat untuk menghadapi kemungkinan fluktuasi yang tajam.