Seiring dengan mendekatnya tenggat waktu 30 September, Kongres AS masih belum mencapai kesepakatan tentang anggaran, dan bayang-bayang penutupan pemerintah menyelimuti Washington. Namun, penutupan kali ini mungkin membawa konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya—sebuah periode kekosongan data ekonomi.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) telah mengeluarkan pedoman yang menyatakan bahwa mereka akan sepenuhnya berhenti beroperasi selama penutupan. Ini berarti bahwa beberapa rilis indikator ekonomi yang penting mungkin ditunda atau dibatalkan, termasuk laporan pekerjaan non-pertanian bulan September yang sangat dinantikan dan data Indeks Harga Konsumen (CPI). Selain itu, indikator ekonomi kunci seperti penjualan ritel, Indeks Harga Produsen (PPI), dan data perdagangan juga mungkin tidak dapat dirilis tepat waktu.
Situasi ini akan memiliki dampak signifikan pada pengambilan kebijakan Federal Reserve. Seperti yang diungkapkan seorang ekonom dengan perumpamaan: "Anda tidak bisa terbang buta di tengah kabut tebal." Federal Reserve baru saja menyelesaikan pemotongan suku bunga pertama tahun ini pada bulan September, dan sekarang sedang memantau data ekonomi dengan cermat untuk memutuskan arah kebijakan di masa depan. Jika sebelum pertemuan kebijakan moneter bulan Oktober tidak ada data CPI dan pekerjaan yang memadai, Federal Reserve akan kesulitan untuk membuat penilaian yang akurat. Ini dapat memaksa pengambilan keputusan untuk beralih dari "bergantung pada data" menjadi "dugaan subjektif."
Dalam sejarah, penutupan pemerintah pada tahun 2013 menyebabkan BLS menunda penerbitan laporan pekerjaan dan data CPI. Jika penutupan kali ini menjadi kenyataan, pertemuan Federal Reserve pada 28-29 Oktober akan menghadapi kekurangan informasi yang serius.
"Lubang Hitam Data Ekonomi" potensial ini tidak hanya mempengaruhi pembuatan kebijakan, tetapi juga dapat memicu volatilitas di pasar keuangan. Investor dan analis sama-sama bergantung pada data ini untuk menilai kesehatan ekonomi dan membuat keputusan investasi. Dalam ketidakadaan data yang dapat diandalkan, pasar mungkin menjadi lebih tidak stabil.
Seiring berjalannya waktu, berbagai pihak telah mengamati dengan cermat perkembangan di Kongres. Apakah kompromi dapat dicapai pada saat-saat terakhir untuk menghindari kemungkinan terjadinya penghentian pemerintah yang dapat berdampak mendalam pada keputusan ekonomi dan pasar, menjadi pertanyaan yang paling diperhatikan saat ini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Seiring dengan mendekatnya tenggat waktu 30 September, Kongres AS masih belum mencapai kesepakatan tentang anggaran, dan bayang-bayang penutupan pemerintah menyelimuti Washington. Namun, penutupan kali ini mungkin membawa konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya—sebuah periode kekosongan data ekonomi.
Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) telah mengeluarkan pedoman yang menyatakan bahwa mereka akan sepenuhnya berhenti beroperasi selama penutupan. Ini berarti bahwa beberapa rilis indikator ekonomi yang penting mungkin ditunda atau dibatalkan, termasuk laporan pekerjaan non-pertanian bulan September yang sangat dinantikan dan data Indeks Harga Konsumen (CPI). Selain itu, indikator ekonomi kunci seperti penjualan ritel, Indeks Harga Produsen (PPI), dan data perdagangan juga mungkin tidak dapat dirilis tepat waktu.
Situasi ini akan memiliki dampak signifikan pada pengambilan kebijakan Federal Reserve. Seperti yang diungkapkan seorang ekonom dengan perumpamaan: "Anda tidak bisa terbang buta di tengah kabut tebal." Federal Reserve baru saja menyelesaikan pemotongan suku bunga pertama tahun ini pada bulan September, dan sekarang sedang memantau data ekonomi dengan cermat untuk memutuskan arah kebijakan di masa depan. Jika sebelum pertemuan kebijakan moneter bulan Oktober tidak ada data CPI dan pekerjaan yang memadai, Federal Reserve akan kesulitan untuk membuat penilaian yang akurat. Ini dapat memaksa pengambilan keputusan untuk beralih dari "bergantung pada data" menjadi "dugaan subjektif."
Dalam sejarah, penutupan pemerintah pada tahun 2013 menyebabkan BLS menunda penerbitan laporan pekerjaan dan data CPI. Jika penutupan kali ini menjadi kenyataan, pertemuan Federal Reserve pada 28-29 Oktober akan menghadapi kekurangan informasi yang serius.
"Lubang Hitam Data Ekonomi" potensial ini tidak hanya mempengaruhi pembuatan kebijakan, tetapi juga dapat memicu volatilitas di pasar keuangan. Investor dan analis sama-sama bergantung pada data ini untuk menilai kesehatan ekonomi dan membuat keputusan investasi. Dalam ketidakadaan data yang dapat diandalkan, pasar mungkin menjadi lebih tidak stabil.
Seiring berjalannya waktu, berbagai pihak telah mengamati dengan cermat perkembangan di Kongres. Apakah kompromi dapat dicapai pada saat-saat terakhir untuk menghindari kemungkinan terjadinya penghentian pemerintah yang dapat berdampak mendalam pada keputusan ekonomi dan pasar, menjadi pertanyaan yang paling diperhatikan saat ini.