Data terbaru menunjukkan bahwa pejabat bank sentral Jepang telah mengamati tingkat inflasi yang melebihi perkiraan awal mereka untuk tahun 2025, yang berpotensi membuka peluang untuk penyesuaian suku bunga jika ketegangan perdagangan global stabil, menurut sumber keuangan.
Bank of Japan (BOJ) para pembuat kebijakan diharapkan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0,5% setelah pertemuan dua hari mereka mendatang minggu depan. Keputusan ini mencerminkan pendekatan hati-hati karena pejabat terus memantau perkembangan dalam negosiasi tarif global dan mengevaluasi dampak ekonomi potensialnya.
Strategi kebijakan moneter bank sentral, yang beralih dari suku bunga negatif dan pengendalian kurva imbal hasil pada Maret 2024, kini berfokus pada menjaga stabilitas harga sambil mendukung pertumbuhan ekonomi. Pejabat telah mengindikasikan bahwa jika langkah tarif internasional terbukti kurang mengganggu tren harga inti daripada yang awalnya dikhawatirkan, hal ini dapat memperkuat argumen untuk membahas kemungkinan penyesuaian suku bunga.
Konteks Ekonomi Global dan Implikasi Pasar
Pendekatan BOJ sejalan dengan jalur normalisasi moneter yang hati-hati yang dimulai pada tahun 2024, ketika Jepang mengalami peningkatan upah yang disepakati terbesar dalam 33 tahun. Pertumbuhan upah ini berperan penting dalam keputusan BOJ untuk keluar dari kebijakan suku bunga negatifnya lebih awal tahun itu.
Analis keuangan mencatat bahwa Gubernur BOJ Ueda telah menekankan perlunya kewaspadaan terhadap risiko inflasi, terutama terkait bagaimana kenaikan harga yang berkepanjangan dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi dan sentimen publik. Posisi bank sentral saat ini mencerminkan keseimbangan yang rumit antara mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan moneter yang relatif akomodatif sambil tetap siap untuk mengatasi kekhawatiran inflasi.
Pengamat pasar menyarankan bahwa jika ketegangan perdagangan global mereda dan memberikan kejelasan ekonomi yang lebih besar, Bank of Japan mungkin mempertimbangkan untuk menerapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi sebelum akhir tahun, melanjutkan proses normalisasi bertahap sambil dengan hati-hati memantau indikator ekonomi dan stabilitas pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Lonjakan Inflasi Jepang Mungkin Memicu Diskusi Suku Bunga BOJ dalam Beberapa Bulan Mendatang
Data terbaru menunjukkan bahwa pejabat bank sentral Jepang telah mengamati tingkat inflasi yang melebihi perkiraan awal mereka untuk tahun 2025, yang berpotensi membuka peluang untuk penyesuaian suku bunga jika ketegangan perdagangan global stabil, menurut sumber keuangan.
Bank of Japan (BOJ) para pembuat kebijakan diharapkan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 0,5% setelah pertemuan dua hari mereka mendatang minggu depan. Keputusan ini mencerminkan pendekatan hati-hati karena pejabat terus memantau perkembangan dalam negosiasi tarif global dan mengevaluasi dampak ekonomi potensialnya.
Strategi kebijakan moneter bank sentral, yang beralih dari suku bunga negatif dan pengendalian kurva imbal hasil pada Maret 2024, kini berfokus pada menjaga stabilitas harga sambil mendukung pertumbuhan ekonomi. Pejabat telah mengindikasikan bahwa jika langkah tarif internasional terbukti kurang mengganggu tren harga inti daripada yang awalnya dikhawatirkan, hal ini dapat memperkuat argumen untuk membahas kemungkinan penyesuaian suku bunga.
Konteks Ekonomi Global dan Implikasi Pasar
Pendekatan BOJ sejalan dengan jalur normalisasi moneter yang hati-hati yang dimulai pada tahun 2024, ketika Jepang mengalami peningkatan upah yang disepakati terbesar dalam 33 tahun. Pertumbuhan upah ini berperan penting dalam keputusan BOJ untuk keluar dari kebijakan suku bunga negatifnya lebih awal tahun itu.
Analis keuangan mencatat bahwa Gubernur BOJ Ueda telah menekankan perlunya kewaspadaan terhadap risiko inflasi, terutama terkait bagaimana kenaikan harga yang berkepanjangan dapat mempengaruhi ekspektasi inflasi dan sentimen publik. Posisi bank sentral saat ini mencerminkan keseimbangan yang rumit antara mendukung pemulihan ekonomi melalui kebijakan moneter yang relatif akomodatif sambil tetap siap untuk mengatasi kekhawatiran inflasi.
Pengamat pasar menyarankan bahwa jika ketegangan perdagangan global mereda dan memberikan kejelasan ekonomi yang lebih besar, Bank of Japan mungkin mempertimbangkan untuk menerapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi sebelum akhir tahun, melanjutkan proses normalisasi bertahap sambil dengan hati-hati memantau indikator ekonomi dan stabilitas pasar.