Pada akhir abad ke-19, perolehan pengetahuan bagaikan mendaki gunung yang sulit dijangkau. Buku-buku, yang merupakan wadah kebijaksanaan, tersembunyi dengan aman di dalam ruang koleksi pribadi atau perpustakaan berlangganan yang tinggi temboknya. Bagi masyarakat umum, meningkatkan diri melalui membaca sama sulitnya dengan berjalan di jalan yang penuh duri.
Di era di mana pengetahuan didominasi, seorang raja baja bernama Andrew Carnegie muncul, yang percaya bahwa pengetahuan seharusnya menjadi sumber daya publik yang dapat diakses secara bebas oleh semua orang, seperti udara dan air. Dengan keyakinan ini, Carnegie慷慨解囊, mendanai pembangunan lebih dari 2500 perpustakaan umum di seluruh dunia, sehingga memicu gerakan perpustakaan yang mengubah dunia.
Tiga pencapaian inti dari gerakan ini dapat diringkas sebagai berikut: Pertama, gerakan ini mengumpulkan buku-buku yang tersebar di tangan individu ke dalam ruang publik; Kedua, ia membangun sistem katalog buku yang canggih seperti Sistem Klasifikasi Desimal Dewey, yang memungkinkan setiap buku untuk dengan cepat ditemukan; Terakhir, ia menciptakan alat revolusioner bernama kartu peminjam, yang memungkinkan pemegangnya untuk bebas meminjam koleksi perpustakaan.
Menariknya, ketika kita melihat dunia DeFi (keuangan terdesentralisasi) saat ini, kita menemukan bahwa ia menghadapi dilema yang mirip dengan penyebaran pengetahuan di akhir abad ke-19. Di bidang DeFi, aset digital kita, yang disebut sebagai likuiditas, tersebar di banyak blockchain independen seperti Ethereum, Arbitrum, dan Solana, seperti buku-buku berharga yang terkunci di ruang koleksi pribadi.
Menggunakan aset yang disimpan di Arbitrum mirip dengan harus menjadi anggota perpustakaan tertentu terlebih dahulu, prosesnya rumit dan mahal. Di permukaan, lautan aset digital tampaknya luas tanpa batas, tetapi sebenarnya, setiap orang terjebak di kolam kecil mereka sendiri, sulit untuk dengan bebas memindahkan dan menggunakan aset di antara berbagai blockchain.
Keadaan ini membuat orang berpikir: Apakah dunia DeFi juga membutuhkan sebuah perubahan serupa dengan gerakan Perpustakaan Carnegie? Bagaimana cara memecahkan batasan antara berbagai blockchain untuk mencapai interkoneksi aset yang sebenarnya? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan menentukan arah perkembangan DeFi di masa depan dan juga akan mempengaruhi setiap pengguna yang terlibat.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Pada akhir abad ke-19, perolehan pengetahuan bagaikan mendaki gunung yang sulit dijangkau. Buku-buku, yang merupakan wadah kebijaksanaan, tersembunyi dengan aman di dalam ruang koleksi pribadi atau perpustakaan berlangganan yang tinggi temboknya. Bagi masyarakat umum, meningkatkan diri melalui membaca sama sulitnya dengan berjalan di jalan yang penuh duri.
Di era di mana pengetahuan didominasi, seorang raja baja bernama Andrew Carnegie muncul, yang percaya bahwa pengetahuan seharusnya menjadi sumber daya publik yang dapat diakses secara bebas oleh semua orang, seperti udara dan air. Dengan keyakinan ini, Carnegie慷慨解囊, mendanai pembangunan lebih dari 2500 perpustakaan umum di seluruh dunia, sehingga memicu gerakan perpustakaan yang mengubah dunia.
Tiga pencapaian inti dari gerakan ini dapat diringkas sebagai berikut: Pertama, gerakan ini mengumpulkan buku-buku yang tersebar di tangan individu ke dalam ruang publik; Kedua, ia membangun sistem katalog buku yang canggih seperti Sistem Klasifikasi Desimal Dewey, yang memungkinkan setiap buku untuk dengan cepat ditemukan; Terakhir, ia menciptakan alat revolusioner bernama kartu peminjam, yang memungkinkan pemegangnya untuk bebas meminjam koleksi perpustakaan.
Menariknya, ketika kita melihat dunia DeFi (keuangan terdesentralisasi) saat ini, kita menemukan bahwa ia menghadapi dilema yang mirip dengan penyebaran pengetahuan di akhir abad ke-19. Di bidang DeFi, aset digital kita, yang disebut sebagai likuiditas, tersebar di banyak blockchain independen seperti Ethereum, Arbitrum, dan Solana, seperti buku-buku berharga yang terkunci di ruang koleksi pribadi.
Menggunakan aset yang disimpan di Arbitrum mirip dengan harus menjadi anggota perpustakaan tertentu terlebih dahulu, prosesnya rumit dan mahal. Di permukaan, lautan aset digital tampaknya luas tanpa batas, tetapi sebenarnya, setiap orang terjebak di kolam kecil mereka sendiri, sulit untuk dengan bebas memindahkan dan menggunakan aset di antara berbagai blockchain.
Keadaan ini membuat orang berpikir: Apakah dunia DeFi juga membutuhkan sebuah perubahan serupa dengan gerakan Perpustakaan Carnegie? Bagaimana cara memecahkan batasan antara berbagai blockchain untuk mencapai interkoneksi aset yang sebenarnya? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan menentukan arah perkembangan DeFi di masa depan dan juga akan mempengaruhi setiap pengguna yang terlibat.