Semua orang pernah mendengar sebuah pepatah, bahwa trading bertentangan dengan sifat manusia.

Namun, berapa banyak orang yang dapat memahami dan melaksanakannya? Contoh yang paling sederhana adalah tentang bermain kontrak dengan menetapkan stop loss.
Stop loss dan cut loss pasti akan merugikan, saat itu sangat menyakitkan, tetapi ini harus dilaksanakan, ini adalah tindakan yang bertentangan dengan naluri. Orang cenderung lebih suka melakukan hal-hal yang membuat mereka merasa senang dan nyaman. Tidak menetapkan stop loss dan menahan posisi hingga kembali ke titik impas, akan merasa bersyukur karena tidak menetapkan stop loss, dan merasa sangat senang, tetapi ini tidak dapat diterima dan tidak boleh dilakukan, ini juga bertentangan dengan naluri.
Banyak orang pernah mengalami situasi di mana setelah melakukan stop loss, pasar kembali ke kondisi semula, dan jika tidak melakukan stop loss, mereka bisa keluar dari posisi rugi bahkan mendapatkan keuntungan. Tentu saja, ada juga situasi di mana seseorang menahan posisi hingga kembali ke titik impas dan kemudian memperoleh keuntungan. Jadi, perasaan yang ditimbulkan oleh stop loss dan menahan posisi, jelas bahwa menahan posisi lebih dapat memenuhi psikologi keberuntungan orang. Lalu, mengapa dikatakan bahwa kita harus selalu menetapkan stop loss?
Makna dari menetapkan stop loss adalah, ini selalu merupakan sesuatu yang membuat Anda tetap memiliki daya tempur yang berkelanjutan, sedangkan titik akhir dari memegang posisi adalah selalu likuidasi.
Menahan 100 kali taruhan tunggal, mungkin beruntung menang 99 kali, tetapi jika ada satu kali saja yang tidak bisa ditahan, maka semua hasil dari 99 kali menang itu akan hilang.
Bagaimanapun, yang kita mainkan adalah kontrak, dengan leverage, yang bisa mengalami likuidasi.
Ayo, mari kita terus bertahan.