Apa yang paling mendebarkan di dunia enkripsi? Kontrak. Apa yang paling mudah membuat orang kembali ke awal dalam semalam? Masih kontrak.

Ini barang ini seberapa hebat? Naik seperti dipasang mesin roket, turun tidak ada bedanya dengan jatuh bebas. Saya sudah melihat sendiri banyak orang membuka leverage 100 kali pada saat itu, mata mereka berkilau—seolah-olah seluruh pasar memberi jalan untuk mereka.

Pasar sedikit menarik garis bullish, angka di akun langsung berlipat ganda, membuatku begitu bersemangat hingga napasku menjadi cepat. Tapi tebak apa? Begitu aku berbalik, terjadi koreksi yang menghantam, modal langsung menguap, bahkan tidak memberi waktu untuk berkedip. Satu detik sebelumnya aku masih menghitung untuk menarik dana dan membeli mobil, detik berikutnya layar sudah muncul tulisan "Paksaan Tutup Posisi".

Seorang teman pernah bilang kepada saya: "Bermain kontrak itu bukan bertransaksi, itu mempertaruhkan nyawa untuk jantung berdebar." Saat itu saya masih tertawa mengejeknya berlebihan, sampai akhirnya saya melihat terlalu banyak kasus nyata —

Orang yang masih membagikan tangkapan layar keuntungan 120% di grup pagi ini, sudah keluar dari grup pada malam hari.
Saudara yang membuka posisi tanpa menetapkan stop loss, hanya bisa melihat keuntungan 30 ribu berubah menjadi kerugian 60 ribu dan masih bertahan.
Orang yang begadang memantau pasar, bangun keesokan harinya dengan saldo akun hanya tersisa tiga digit.

Mengapa kontrak begitu kejam? Karena leverage tinggi tidak pernah menjadi alat untuk mempercepat penghasilan, itu hanyalah kaca pembesar—memperbesar setiap kesalahan penilaian Anda tanpa batas. Sedikit saja salah arah, langsung tergelincir; sedikit saja posisi berat, langsung likuidasi; sedikit saja emosi hancur, tidak akan kembali lagi.

Singkatnya, "liar" sebenarnya dari kontrak tidak terletak pada leverage itu sendiri, tetapi pada bagaimana ia mengekspos kelemahan manusia secara jelas: terburu-buru untuk mendapatkan kembali kerugian, ketidakpuasan, psikologi keberuntungan, bertahan sampai akhir... inilah yang sebenarnya menjadi pembunuh.

Sepuluh pemula sembilan kalah, bukan karena tidak bisa membaca pasar, tapi kalah dalam manajemen emosi. Melihat arah yang benar tetapi karena takut melarikan diri lebih awal, melihat arah yang salah justru bertahan sampai margin call; tidak memahami pengendalian posisi, tidak mau menetapkan stop loss, membeli saat harga naik dan menjual saat harga turun - semua ini adalah pedang paling tajam di pasar kontrak.

Tanyakan pada diri sendiri: Apakah Anda berencana untuk terus menjadi objek yang dipanen, atau ingin menjadi orang yang tertawa hingga akhir?