Kejadian pemadaman besar-besaran Cloudflare kemarin benar-benar memberikan pelajaran bagi seluruh komunitas.

Kamu tahu tidak? Sekumpulan aplikasi yang kita bicarakan setiap hari "desentralisasi", juga ikut terjebak. Platform besar seperti Coinbase tidak perlu dibicarakan, bahkan dompet seperti MetaMask pun tidak bisa diakses. Proyek-proyek baru seperti Hyperliquid, Pengu, WiFi semuanya hancur total, bahkan protokol DeFi lama seperti Tron, Aave, Curve juga tidak luput. Dua Layer2 dan blockchain ini, OP dan Sui, juga sama saja terhenti.

Sepuluh aplikasi, mati secara kolektif.

Masalahnya adalah—apakah ini masih dianggap Web3?

Sejujurnya, semakin dipikirkan, semakin terasa magis. Kita setiap hari berbicara tentang apa itu anti-sensor, tanpa kepercayaan, tidak bergantung pada titik tunggal, tetapi hasilnya? Satu penyedia layanan cloud mengalami masalah, antarmuka depan setengah dunia kripto hilang secara kolektif. Pengguna bahkan tidak dapat melihat aset mereka sendiri, apalagi melakukan transaksi.

Terkadang saya benar-benar meragukan, apakah "desentralisasi sejati" yang disebut-sebut, memang dari awal adalah sebuah ilusi yang indah? Protokol dasar memang berjalan di atas blockchain, dan kontrak pintar tidak dapat dihentikan oleh siapa pun, tetapi bagaimana dengan lapisan akses pengguna? Layanan API? Hosting frontend? Selama salah satu dari tahap ini terhambat, apa bedanya bagi orang biasa dengan downtime platform terpusat?

Mungkin kita harus mengakui: pada tahap ini, Web3 lebih mirip dengan "aplikasi terpusat yang mengenakan pakaian desentralisasi". Ketergantungan pada infrastruktur jauh lebih serius daripada yang ingin kita akui.