Sumber: ETHNews
Judul Asli: 61% Warga Singapura Memiliki Crypto Tetapi Kepercayaan Kini Lebih Penting Daripada Biaya
Tautan Asli: https://www.ethnews.com/61-of-singaporeans-own-crypto-but-trust-now-matters-more-than-fees/
Sebuah survei keuangan ritel baru dari Singapura mengungkapkan pergeseran besar dalam cara investor sehari-hari memilih bursa kripto mereka. Sementara biaya rendah dulunya mendominasi percakapan, kepercayaan dan keamanan platform kini telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar peserta di pasar aset digital negara yang cepat berkembang ini.
Kepercayaan Mengalahkan Biaya sebagai Faktor Utama Pertukaran
Studi menunjukkan bahwa dua pertiga responden sekarang menghargai kepercayaan dan keamanan di atas biaya perdagangan saat memilih bursa. Perubahan ini menyoroti bagaimana guncangan pasar yang berulang, mulai dari kegagalan bursa global hingga meningkatnya pengawasan regulasi, telah mendorong kekuatan reputasi di depan perdagangan biaya rendah sebagai faktor penentu untuk kepercayaan pengguna. Bagi banyak investor, keamanan telah menjadi hal yang tidak bisa dinegosiasikan.
Adopsi Luas, Tapi Ukuran Posisi yang Konservatif
Kepemilikan kripto di Singapura tetap sangat tinggi, dengan 61% individu yang disurvei memiliki aset digital. Namun, meskipun adopsi yang kuat, sebagian besar investor tetap menjaga tingkat eksposur yang relatif kecil. Sekitar 74% menjaga alokasi kripto di bawah 10% dari total portofolio mereka, biasanya berkisar antara 6% dan 12%. Data menunjukkan bahwa meskipun kripto telah memasuki arus utama, ia tetap menjadi aset tambahan daripada pegangan inti bagi sebagian besar rumah tangga.
HODLing Tetap Menjadi Strategi yang Dipilih
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 58% pengguna crypto lebih suka memegang aset mereka dalam jangka panjang daripada terlibat dalam perdagangan aktif. Kecenderungan terhadap posisi jangka panjang ini mencerminkan keyakinan yang lebih luas terhadap nilai masa depan crypto dan ketidakberanian untuk mencoba penentuan waktu pasar jangka pendek, terutama di tahun yang ditandai dengan volatilitas dan kondisi ekonomi yang berubah.
Media Sosial Mendominasi Sebagai Saluran Pendidikan Utama
Mungkin yang paling mencolok adalah temuan bahwa 62% peserta mengandalkan media sosial sebagai sumber utama pengetahuan crypto mereka. Sementara platform seperti X, YouTube, dan Telegram menawarkan akses cepat ke berita dan analisis, laporan tersebut juga menekankan risiko tinggi dari informasi yang salah yang menyertai tren ini. Bagi regulator dan pendidik keuangan, ini tetap menjadi tantangan yang berkelanjutan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
61% orang Singapura memiliki Kripto tetapi kepercayaan kini lebih penting daripada biaya
Sumber: ETHNews Judul Asli: 61% Warga Singapura Memiliki Crypto Tetapi Kepercayaan Kini Lebih Penting Daripada Biaya Tautan Asli: https://www.ethnews.com/61-of-singaporeans-own-crypto-but-trust-now-matters-more-than-fees/ Sebuah survei keuangan ritel baru dari Singapura mengungkapkan pergeseran besar dalam cara investor sehari-hari memilih bursa kripto mereka. Sementara biaya rendah dulunya mendominasi percakapan, kepercayaan dan keamanan platform kini telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar peserta di pasar aset digital negara yang cepat berkembang ini.
Kepercayaan Mengalahkan Biaya sebagai Faktor Utama Pertukaran
Studi menunjukkan bahwa dua pertiga responden sekarang menghargai kepercayaan dan keamanan di atas biaya perdagangan saat memilih bursa. Perubahan ini menyoroti bagaimana guncangan pasar yang berulang, mulai dari kegagalan bursa global hingga meningkatnya pengawasan regulasi, telah mendorong kekuatan reputasi di depan perdagangan biaya rendah sebagai faktor penentu untuk kepercayaan pengguna. Bagi banyak investor, keamanan telah menjadi hal yang tidak bisa dinegosiasikan.
Adopsi Luas, Tapi Ukuran Posisi yang Konservatif
Kepemilikan kripto di Singapura tetap sangat tinggi, dengan 61% individu yang disurvei memiliki aset digital. Namun, meskipun adopsi yang kuat, sebagian besar investor tetap menjaga tingkat eksposur yang relatif kecil. Sekitar 74% menjaga alokasi kripto di bawah 10% dari total portofolio mereka, biasanya berkisar antara 6% dan 12%. Data menunjukkan bahwa meskipun kripto telah memasuki arus utama, ia tetap menjadi aset tambahan daripada pegangan inti bagi sebagian besar rumah tangga.
HODLing Tetap Menjadi Strategi yang Dipilih
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 58% pengguna crypto lebih suka memegang aset mereka dalam jangka panjang daripada terlibat dalam perdagangan aktif. Kecenderungan terhadap posisi jangka panjang ini mencerminkan keyakinan yang lebih luas terhadap nilai masa depan crypto dan ketidakberanian untuk mencoba penentuan waktu pasar jangka pendek, terutama di tahun yang ditandai dengan volatilitas dan kondisi ekonomi yang berubah.
Media Sosial Mendominasi Sebagai Saluran Pendidikan Utama
Mungkin yang paling mencolok adalah temuan bahwa 62% peserta mengandalkan media sosial sebagai sumber utama pengetahuan crypto mereka. Sementara platform seperti X, YouTube, dan Telegram menawarkan akses cepat ke berita dan analisis, laporan tersebut juga menekankan risiko tinggi dari informasi yang salah yang menyertai tren ini. Bagi regulator dan pendidik keuangan, ini tetap menjadi tantangan yang berkelanjutan.