Harga Namada

Namada adalah blockchain layer-1 berbasis bukti kepemilikan (proof-of-stake) yang dirancang sebagai lapisan privasi yang dapat dikomposisi untuk ekosistem multi-rantai. Tujuannya adalah melindungi data pribadi pengguna dengan menyediakan pusat aset terlindungi dan memungkinkan transaksi lintas rantai yang privat. Fitur utama NAM meliputi: - Dukungan untuk semua jenis aset, termasuk rantai yang ada, dapps, token, dan NFT - Dibangun terutama menggunakan bahasa pemrograman Rust - Menggunakan mekanisme konsensus CometBFT - Memanfaatkan protokol IBC untuk interoperabilitas multi-rantai - Menggunakan kriptografi canggih seperti zk-SNARKs untuk privasi NAM diluncurkan pada 19 Juni 2025 dengan harga awal $0,0101. Per 2025-09-15, NAM diperdagangkan pada harga Rp135.93 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp229.02M. Memiliki pasokan beredar sebanyak 969.55M NAM token NAM dan total pasokan 1B NAM. Kapitalisasi pasar saat ini adalah Rp131.8B, menempatkannya di peringkat #1537 di antara semua mata uang kripto. Harga tertinggi sepanjang masa NAM adalah Rp1,672.6 pada 19 Juni 2025. Namada bertujuan untuk menjadi infrastruktur kriptografi yang berharga yang memungkinkan pengguna melindungi data on-chain sambil berinteraksi di berbagai blockchain dan protokol dalam ekosistem multi-rantai yang berkembang.

Namada diciptakan pada 2 Agustus 2018. Awalnya diluncurkan sebagai token ERC-20 di blockchain Ethereum. Proyek ini bertujuan untuk menyediakan platform terdesentralisasi untuk berbagai aplikasi dan layanan. Sejak penciptaannya, Namada telah berkembang dan kini beroperasi sebagai blockchain layer-1 proof-of-stake yang berfokus pada privasi dan interoperabilitas antar-rantai. Peluncuran mainnet versi terkini dari Namada terjadi lebih baru-baru ini pada 19 Juni 2025, menandai tonggak penting dalam pengembangan proyek dan transisi ke jaringan blockchain sendiri. Per 2025-09-15, Namada memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp131.8B dan berada di peringkat 1537 di antara semua mata uang kripto.

Pendiri Namada adalah Christopher Goes dan Awa Sun Yin. Christopher Goes adalah seorang kriptografer dan insinyur perangkat lunak dengan pengalaman luas dalam teknologi blockchain, sementara Awa Sun Yin adalah peneliti dan pengembang yang mengkhususkan diri dalam protokol perlindungan privasi. Mereka bersama-sama mendirikan Anoma, organisasi di balik Namada, pada tahun 2021 dengan tujuan menciptakan platform blockchain yang berfokus pada privasi. Proyek Namada secara resmi diumumkan pada awal 2023, dengan peluncuran jaringan utamanya terjadi pada 19 Juni 2025. Sejak saat itu, Namada telah mendapatkan daya tarik sebagai layer privasi yang menjanjikan untuk ekosistem multi-chain, saat ini berada di peringkat 1537 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp131.8B. Para pendiri terus memimpin upaya pengembangan, berfokus pada peningkatan fitur privasi Namada dan kemampuan interoperabilitas antar-chain.

Namada beroperasi sebagai blockchain layer-1 berbasis bukti kepemilikan (proof-of-stake) yang dirancang untuk memberikan privasi dan interoperabilitas di berbagai rantai. Ini menggunakan kriptografi canggih seperti zk-SNARKs untuk memungkinkan transaksi terselubung dan melindungi data pengguna. Namada dapat mendukung berbagai aset dan menambahkan fitur privasi ke rantai, dapp, token, dan NFT yang ada. Jaringan ini menggunakan konsensus CometBFT dan protokol Inter-Blockchain Communication (IBC) untuk memfasilitasi interaksi antar-rantai. Hal ini memungkinkan Namada terhubung secara mulus dengan blockchain lain yang kompatibel dengan IBC sambil tetap menjaga privasi. Token asli Namada yaitu NAM digunakan untuk staking, tata kelola, dan biaya transaksi di jaringan. Per 2025-09-15, NAM memiliki pasokan beredar sebanyak 969.55M NAM token dari total pasokan 1B NAM. Harga saat ini adalah Rp135.93, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp229.02M. Proyek ini bertujuan untuk menjadi lapisan privasi yang dapat dikomposisikan untuk ekosistem multichain, memungkinkan pengguna melindungi data on-chain mereka saat berinteraksi dengan berbagai blockchain dan protokol. Hal ini memposisikan Namada sebagai komponen infrastruktur yang berharga dalam lanskap teknologi blockchain yang menjaga privasi yang terus berkembang.

Namada menggunakan mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS) dan dibangun terutama menggunakan bahasa pemrograman Rust. Arsitektur teknisnya meliputi: 1. Konsensus CometBFT: Memastikan finalitas transaksi yang cepat dan aman. 2. Protokol Inter-Blockchain Communication (IBC): Memungkinkan interoperabilitas dengan jaringan blockchain lainnya. 3. zk-SNARKs: Menyediakan fitur privasi kriptografis tingkat lanjut untuk transaksi terselubung. 4. Hub aset terselubung: Memungkinkan penyimpanan dan transfer pribadi berbagai aset digital. 5. Privasi lintas rantai: Mendukung transaksi pribadi di berbagai jaringan blockchain. 6. Desain modular: Memungkinkan peningkatan untuk mendukung ekosistem di luar IBC. 7. Implementasi berbasis Rust: Menawarkan manfaat kinerja dan keamanan. Arsitektur ini memposisikan Namada sebagai lapisan privasi yang serbaguna untuk ekosistem multichain, mampu mendukung berbagai aset dan memasang fitur privasi ke jaringan blockchain yang ada, aplikasi terdesentralisasi, token, dan NFT.

Masa depan dan roadmap Namada terlihat menjanjikan. Sebagai blockchain layer 1 yang fokus pada privasi, Namada bertujuan untuk menjadi lapisan privasi yang dapat dikomposisi untuk ekosistem multichain. Tonggak utama dalam roadmap meliputi: 2026: Memperluas interoperabilitas lintas rantai di luar IBC untuk mendukung lebih banyak ekosistem. 2027: Meluncurkan aplikasi DeFi yang menjaga privasi dan marketplace NFT di Namada. 2030: Mencapai adopsi luas sebagai solusi privasi pilihan untuk blockchain dan dapp yang ada. Token NAM diharapkan memainkan peran penting dalam mengamankan jaringan melalui staking dan tata kelola. Prediksi harga menunjukkan potensi pertumbuhan: 2026: Rp144.14 Rp197.32 2030: Rp279.02 2035: -- Dengan fokusnya pada privasi yang dapat diskalakan dan interoperabilitas, Namada berada pada posisi yang baik untuk menangkap nilai dalam lanskap multichain yang terus berkembang. Namun, seperti halnya cryptocurrency lainnya, prediksi harga bersifat spekulatif dan kinerja aktual mungkin berbeda.