Rekaman lengkap satu tahun pemerintahan Trump! Bitcoin big pump, emas mencapai puncaknya, defisit 3,8 triliun meledak.

Trump memimpin pemerintahan pada tahun 2025 yang memicu tsunami pasar, emas mencapai titik tertinggi 4.381 dolar, Bitcoin mencetak rekor tertinggi 125.800 dolar, dan indeks S&P 500 saham AS naik 17%. Namun, dalam sepuluh tahun ke depan, defisit anggaran federal diperkirakan meningkat 3,8 triliun dolar, mendorong imbal hasil obligasi AS 30 tahun naik menjadi 4,66%. Pasar belajar “perdagangan TACO”, investor beralih dari kepanikan ke respons strategis, mencari ritme di tengah fluktuasi.

Dolar dibuka tinggi dan turun mencerminkan perbedaan kebijakan Trump

（sumber: Trading View）

Setelah Trump kembali ke Gedung Putih, dolar sempat naik tajam, karena pasar bertaruh bahwa putaran baru pemotongan pajak dan rencana stimulus fiskal akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Namun, euforia “trading Trump” ini tidak bertahan lama. Selama satu tahun, indeks dolar telah turun sekitar 4% dari puncak pasca pemilihan, mencerminkan penilaian ulang investor terhadap pembengkakan defisit fiskal, gesekan perdagangan, dan risiko kebijakan luar negeri.

Analis pasar valuta asing di In Touch Capital Markets, Piotr Matys, mengatakan: “Inti dari kebijakan Trump adalah 'Amerika Utama', tetapi pasar sering kali terlalu cepat mengandalkan sentimen optimis. Ketika biaya tarif dan peningkatan utang di dunia nyata mulai terlihat, dolar tidak lagi dapat berdiri sendiri.” Pernyataan ini mengungkapkan kontradiksi inti dari pergerakan dolar di bawah pemerintahan Trump: stimulus fiskal jangka pendek yang meningkatkan harapan ekonomi mendukung dolar, tetapi ekspansi utang jangka panjang dan ketegangan perdagangan melemahkan kepercayaan terhadap dolar.

Sementara itu, kebijakan tarif yang diperkenalkan oleh Trump terus menyebar, dari tanah jarang, baja dan aluminium hingga mobil dan produk teknologi, rantai pasokan global kembali tertekan. Ketidakpastian ini mendorong sebagian dana mengalir ke aset alternatif. Indeks dolar merosot 4% dari puncaknya setelah pemilihan, yang berarti investor sedang menilai kembali keandalan dolar sebagai aset safe haven. Ketika Amerika Serikat sendiri menjadi sumber ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan, sifat safe haven dolar melemah.

Kelemahan dolar AS memiliki dampak ganda pada pasar global. Bagi pasar negara berkembang, lemahnya dolar mengurangi beban utang dan tekanan arus modal keluar, memberikan ruang bernapas bagi ekonomi ini. Untuk komoditas, kelemahan dolar biasanya mendorong harga komoditas naik, karena komoditas dihargai dalam dolar, penurunan nilai dolar membuat komoditas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Untuk cryptocurrency, lemahnya dolar dan ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan tradisional mendorong investor untuk mencari penyimpanan nilai alternatif, Bitcoin dan emas menjadi penerima manfaat utama.

Emas mencapai rekor baru 4.381 dolar, Bitcoin melambung 125.000

(Sumber: Trading View)

Di bawah kebijakan “ramah kripto” dan dorongan dana institusi, Bitcoin melonjak menjadi rekor tertinggi 125.800 dolar AS pada bulan Oktober 2024; emas juga naik ke rekor tertinggi 4.381 dolar AS/ons karena permintaan untuk lindung nilai. Kedua aset yang secara tradisional dianggap bersaing ini, pada masa Trump, justru mencetak rekor tertinggi secara bersamaan, fenomena ini mengungkapkan permintaan pasar untuk hedging terhadap berbagai risiko.

Kenaikan harga emas terutama didorong oleh permintaan untuk perlindungan. Kebijakan tarif Trump, ketegangan geopolitik (terutama konflik perdagangan dengan China dan Eropa), serta kekhawatiran akan defisit anggaran, semuanya mendorong investor untuk meningkatkan kepemilikan emas. Bank sentral di berbagai negara juga mempercepat pembelian emas, terutama negara-negara seperti China, Rusia, dan India, yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS dan mendiversifikasi aset cadangan. Harga emas mencapai 4,381 dolar, meningkat lebih dari 50% sejak pelantikan Trump, mencetak rekor tertinggi dalam sejarah.

(sumber: Trading View)

Kenaikan Bitcoin mencerminkan dampak langsung dari kebijakan “ramah kripto” Trump. Pemecatan Ketua SEC Gary Gensler, pembentukan cadangan Bitcoin nasional, dan kebijakan yang memungkinkan akun pensiun berinvestasi dalam cryptocurrency, telah menyuntikkan sentimen bullish yang kuat ke pasar. Selain itu, aliran dana yang terus menerus ke ETF Bitcoin dan percepatan adopsi oleh institusi memberikan dukungan struktural untuk harga. Titik tertinggi sejarah $12,58 juta berarti kapitalisasi pasar Bitcoin melampaui $2,5 triliun, mengalahkan perak untuk menjadi aset terbesar kedelapan di dunia.

Kenaikan simultan antara emas dan Bitcoin mencerminkan keraguan investor terhadap sistem mata uang fiat. Ketika dolar berfluktuasi akibat ketidakpastian kebijakan, ketika defisit anggaran terus melebar, dan ketika risiko geopolitik meningkat, investor secara alami mencari penyimpanan nilai yang tidak bergantung pada pemerintah tunggal mana pun. Emas sebagai penyimpanan nilai selama ribuan tahun dan Bitcoin sebagai “emas digital” di era digital, telah menjadi aset alternatif paling populer di zaman ini.

Pasar obligasi membunyikan alarm, bom defisit 3,8 triliun diledakkan

Pemerintah Trump pada bulan Juli mengesahkan undang-undang reformasi pajak yang bernama “One Big Beautiful Bill”, yang diperkirakan akan meningkatkan defisit fiskal federal sekitar 3,8 triliun dolar AS dalam sepuluh tahun ke depan. Para investor khawatir tentang lonjakan pasokan utang AS dan keberlanjutan fiskal, mendorong kenaikan keseluruhan imbal hasil. Imbal hasil utang AS 30 tahun telah naik menjadi 4,66% sejak November lalu, imbal hasil obligasi Jepang dengan jangka waktu yang sama melonjak 85 basis poin ke rekor tertinggi, sedangkan imbal hasil obligasi 30 tahun Prancis dan Jerman juga masing-masing naik 62 dan 59 basis poin.

Kenaikan yang sinkron dari imbal hasil obligasi global ini sangat jarang, mencerminkan kekhawatiran umum pasar terhadap keberlanjutan fiskal negara-negara maju. Penambahan defisit sebesar 3,8 triliun dolar berarti pemerintah AS perlu menerbitkan lebih banyak obligasi negara untuk membiayai, dan peningkatan pasokan secara alami mendorong imbal hasil lebih tinggi. Yang lebih mengkhawatirkan, ketika imbal hasil naik, pengeluaran bunga pemerintah juga meningkat, menciptakan siklus yang merugikan.

Meskipun Federal Reserve telah menurunkan suku bunga dua kali berturut-turut dan mengumumkan akan mengakhiri pelonggaran kuantitatif (QT) pada bulan Desember, kekhawatiran pasar mengenai tekanan pembiayaan utang di masa depan masih ada. Departemen pendapatan tetap Wells Fargo mengomentari: “Ekspansi fiskal pemerintahan Trump adalah bahan bakar untuk pertumbuhan jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat menjadi kekhawatiran untuk pasar obligasi.”

Kenaikan imbal hasil obligasi berdampak pada beberapa pasar secara berantai. Untuk pasar saham, suku bunga tanpa risiko yang lebih tinggi mengurangi daya tarik relatif saham, yang dapat memicu penilaian ulang. Untuk real estat, kenaikan suku bunga hipotek menekan permintaan pembelian rumah. Untuk pasar negara berkembang, kenaikan imbal hasil obligasi AS dapat memicu aliran modal kembali ke Amerika Serikat.

Strategi TACO dalam Perdagangan dan Respons Terhadap Pasar

Setelah mengalami fluktuasi berulang selama setahun, sepertinya para investor telah menguasai pola pasar di bawah pemerintahan Trump. Istilah “TACO Trading Method” — “Trump Always Chickens Out” — telah menjadi istilah populer di Wall Street. Para investor belajar memanfaatkan gaya negosiasinya yang “menekan terlebih dahulu, kemudian mengalah” untuk melakukan operasi spekulatif, dan pasar beralih dari kepanikan menjadi respons yang terstrategi.

Inti logika metode perdagangan TACO adalah: jangan panik menjual saat Trump mengumumkan kebijakan radikal, karena dia kemungkinan besar akan berkompromi atau menunda di tahap pelaksanaan. Ketika pasar anjlok karena ancamannya, justru itu adalah kesempatan untuk membeli. Strategi ini telah berhasil berkali-kali dalam setahun terakhir, misalnya, Trump telah mengancam untuk mengenakan tarif tinggi terhadap Eropa dan China beberapa kali, tetapi akhirnya selalu menurunkan tarif atau memberikan pengecualian dalam negosiasi.

Strategi Bitwise Juan Leon menyimpulkan: “Pasar tidak lagi hanya takut pada ketidakpastian Trump, tetapi mulai belajar untuk menemukan ritme di dalamnya. Fluktuasi memang hebat, tetapi juga melahirkan peluang struktural baru.” Adaptasi pasar ini menunjukkan bahwa para investor semakin matang, beralih dari didorong oleh emosi ke permainan rasional yang didasarkan pada pola perilaku Trump.

Kinerja Pasar Tahun Pertama Pemerintahan Trump

Emas: Menciptakan rekor sejarah baru di 4.381 dolar AS (permintaan untuk lindung nilai meledak)

Bitcoin: Melonjak hingga 12,58 ribu dolar AS (didorong oleh kebijakan ramah kripto)

Saham AS: S&P 500 naik 17% (Didorong oleh AI dan pengurangan pajak)

Dolar: turun 4% dari titik tinggi (perbedaan kebijakan terlihat)

Utang AS: Imbal hasil 30 tahun naik menjadi 4,66% (kekhawatiran defisit)

Defisit perdagangan: Turun ke 60,2 miliar dolar AS, terendah dalam dua tahun (tarif mulai berpengaruh tetapi biayanya tinggi)

Setelah mengalami inflasi, defisit, dan pergolakan geostrategis serta teknologi yang saling terkait dalam setahun, pasar modal global telah memasuki tahap baru yang sangat dibentuk oleh kekuatan politik. Ekonomi Trump bukan lagi “stimulus pasokan” dalam arti tradisional, melainkan sebuah “eksperimen fiskal bertekanan tinggi” — menukar fluktuasi tinggi untuk pertumbuhan, dan merombak tatanan melalui gesekan. Melihat ke depan, pasar akan tetap fokus pada tiga variabel inti: perubahan kebijakan Federal Reserve, batasan kebijakan perdagangan Trump, serta logika penilaian jangka panjang AI dan aset kripto.